Lainya

    Kolaborasi Pemuda dan UNDIP, Program PIJAR Dorong Gerakan Sehat Mental di Sekolah

    SEMARANG — Upaya memperkuat ketahanan mental remaja di Kota Semarang kini memasuki babak baru. Pemerintah Kota Semarang bersama RSWN, KNPI, dan Fakultas Psikologi UNDIP meluncurkan Program PIJAR (Pemuda Peduli dan Jaga Kesehatan Mental Remaja), yang menyatukan semangat akademisi, praktisi kesehatan, dan organisasi pemuda.

    Peluncuran dilakukan di Paviliun Amarta RSWN, Selasa (14/10), dihadiri 120 peserta dari kalangan guru BK, mahasiswa psikologi, dan pengurus KNPI.

    Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, dalam sambutannya mengapresiasi langkah kolaboratif tersebut. “Saya bangga, karena gerakan ini lahir dari semangat bersama. Anak-anak SMP perlu didampingi agar tidak tersesat di dunia digital,” ujarnya.

    Agustina menekankan pentingnya kesadaran kolektif antara pemerintah, guru, dan komunitas kampus dalam mendukung kesehatan jiwa remaja.

    “Media sosial tidak bisa dihindari, tapi bisa dikendalikan. Kita harus mendidik anak-anak untuk menggunakan teknologi secara sehat,” katanya.

    Direktur RSWN, dr. Eko Krisnarto, menjelaskan bahwa masalah mental kini menjadi tantangan besar bagi remaja. “Gangguan kecemasan, stres akademik, hingga depresi meningkat pesat. Karena itu, skrining dini penting untuk dilakukan,” jelasnya.

    Melalui MyRSWN, siswa dapat melakukan skrining digital menggunakan modul “Sultan Mataram”. Hasilnya bisa langsung dikonsultasikan ke psikolog.

    Ketua KNPI Kota Semarang, Yohana Citra Mahardika, menambahkan, PIJAR akan diteruskan dengan kegiatan visit school bersama BEM Psikologi UNDIP. “Kita ingin membangun dialog positif, agar siswa bisa terbuka dan percaya diri,” ujarnya.

    Sementara itu, dosen Fakultas Psikologi UNDIP, CVR Abimanyu, menilai gerakan ini menjadi model integrasi yang ideal antara akademisi dan komunitas. “Kami akan membantu pendampingan psikologis dan riset lapangan di sekolah-sekolah,” katanya.

    Menurutnya, PIJAR bisa menjadi basis kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat mental literacy di masyarakat.

    Seminar yang digelar dalam peluncuran program ini juga menghadirkan pembahasan menarik seputar pengaruh media sosial terhadap citra diri remaja.

    Program ini diharapkan menjadi percontohan nasional karena melibatkan langsung unsur kampus dan pemuda dalam gerakan kesehatan jiwa.

    “Kolaborasi adalah kunci. Semarang telah memulai langkah besar untuk remaja yang lebih kuat,” tutup Agustina.

    Reporter: Ismu Puruhito

    Artikel Terbaru

    Artikel Terkait

    Leave a reply

    Please enter your comment!
    Please enter your name here