SEMARANG — Liga Sepak Bola RT/RW Kota Semarang 2025 yang digelar di Stadion Citarum resmi berakhir dengan penuh kemeriahan. Kompetisi ini berhasil mencatat sejarah baru dengan melibatkan 177 tim dari 16 kecamatan.
Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, yang hadir mewakili Wali Kota Agustina Wilujeng, menegaskan bahwa liga ini bukan hanya soal adu skor, tetapi juga pendidikan karakter dan sportivitas.
Menurutnya, kompetisi antarwarga mampu memperkuat rasa persaudaraan dan keguyuban di tingkat RT/RW. “Sepak bola adalah cerminan kehidupan. Kita belajar untuk menang dengan rendah hati dan kalah dengan lapang dada,” ujarnya.
Liga ini berlangsung sejak Agustus hingga September. Babak penyisihan menghadirkan laga-laga penuh antusiasme, mulai dari Kemijen, Krapyak, Gabahan, Bandarharjo, hingga Bangetayu Wetan.
Selain menjadi hiburan, kompetisi juga menjadi ruang interaksi sosial. Warga berbaur tanpa sekat, mendukung tim masing-masing dengan semangat kekeluargaan.
Pada puncaknya, Gunungpati berhasil meraih gelar juara 1, diikuti Bandarharjo sebagai runner-up, serta Srondol Kulon dan Plamongan Sari di posisi ketiga.
Pemerintah Kota menyiapkan hadiah total Rp36 juta berupa uang pembinaan dan piala. Namun, nilai utama liga ini adalah kebersamaan warga.
Iswar menekankan, liga ini diharapkan melahirkan agen-agen masyarakat yang mampu menyebarkan semangat gotong royong.
Kompetisi juga menjadi wadah pemerintah untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat melalui olahraga.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak hingga lansia ikut larut dalam atmosfer pesta rakyat. Hal ini menegaskan bahwa sepak bola benar-benar menjadi olahraga pemersatu.
Antusiasme penonton yang memadati stadion membuktikan tingginya dukungan terhadap olahraga rakyat.
Semarang dinilai sukses menghadirkan liga unik yang mengakar pada partisipasi masyarakat.
Dengan sportivitas sebagai kunci, Liga RT/RW 2025 dipandang sebagai model kegiatan sosial berbasis olahraga di tingkat nasional.
Reporter: Ismu Puruhito

